Desain biofilik belakangan semakin populer. Keberadaannya bertambah marak seiring dengan tren kembali ke alam. Manfaatnya untuk menyatukan hunian dengan unsur alami semakin menarik karena rancangan ini juga memudahkan rumah lebih sejuk dengan mudah.

 

Pernah merasa lebih tenang saat melihat tanaman hijau atau mendengar suara angin di antara pepohonan? Itu bukan perasaan semata. Hal tersebut adalah bagian dari keterhubungan alami manusia dengan alam. Konsep inilah yang menjadi dasar dari desain biofilik, sebuah pendekatan arsitektur yang kini semakin populer untuk menciptakan rumah yang sejuk, sehat, dan nyaman dihuni.

 

Ingin tahu lebih lanjut tentang desain biofilik dan manfaatnya? Simak pemaparan berikut ini.

Apa Itu Desain Biofilik?

 

Desain biofilik berasal dari kata biophilia atau cinta terhadap alam. Secara garis besar, ini adalah pendekatan perancangan bangunan yang secara sadar menghubungkan manusia dengan alam melalui elemen-elemen seperti udara segar, cahaya alami, tanaman, material alami, dan pemandangan ke luar ruangan. Tujuannya sederhana, yakni menghadirkan sensasi alami ke dalam ruang hidup kita.

 

Konsep ini bukan sekadar menaruh tanaman hias di sudut ruangan. Lebih dari itu, biophilic design menyentuh struktur bangunan secara menyeluruh mulai dari posisi jendela, arah angin masuk, hingga penggunaan material yang “bernapas” seperti kayu atau batu alam.

Rumah Jadi Lebih Sejuk

 

Salah satu manfaat terbesar dari desain biofilik adalah kemampuannya menurunkan suhu dalam ruangan secara alami. Ini penting, terutama di iklim tropis seperti Indonesia, di mana panas dan kelembapan sering kali menjadi tantangan utama.

 

Adapun beberapa prinsip biophilic yang membuat rumah lebih sejuk adalah sebagai berikut:

  1. Ventilasi silang alami
    Desain biofilic memperhatikan arah angin dan membuka dua sisi bangunan agar udara bisa mengalir bebas. Ventilasi silang ini membantu mendorong udara panas keluar dan menggantinya dengan udara segar dari luar.

  2. Cahaya alami yang terkontrol

    Bukaan seperti jendela tinggi, skylight, atau kisi-kisi memungkinkan cahaya matahari masuk tanpa menjebak panas berlebih. Cahaya alami juga mengurangi kebutuhan pencahayaan buatan di siang hari.

  3. Tanaman sebagai pendingin pasif

    Tanaman indoor dan outdoor tidak hanya mempercantik tampilan, tapi juga membantu menyerap panas, meningkatkan kelembapan, dan menyaring udara. Taman vertikal atau atap hijau (green roof) juga bisa mengurangi panas pada dinding atau plafon.

  4. Material alami yang “bernapas”
    Material seperti kayu, batu alam, dan tanah liat membantu mengatur suhu dan kelembapan ruangan secara alami, tidak seperti bahan sintetis yang mudah panas.

Contoh biphilic design.

Lebih dari Sekadar Estetika

 

Desain biofilik bukan hanya tentang kenyamanan fisik, tapi juga kesehatan mental. Studi menunjukkan bahwa ruang yang terhubung dengan alam dapat mengurangi stres, meningkatkan fokus, dan memperbaiki kualitas tidur.

 

Ini sangat relevan di era modern, di mana kita lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan. Dengan demikian, biophlic design yang menghadirkan alam ke dalam ruangan akan sangat bermanfaat.

Menerapkan desain biofilik bukan berarti harus merombak rumah sepenuhnya. Mulai saja dari hal sederhana seperti membuka ventilasi alami, menanam pohon rindang di halaman, hingga memilih material alami saat renovas. Semuanya bisa menjadi langkah awal menuju rumah yang lebih sejuk dan menyatu dengan alam.

Share this post

Subscribe to our newsletter

Keep up with the latest blog posts by staying updated. No spamming: we promise.
By clicking Sign Up you’re confirming that you agree with our Terms and Conditions.

Related posts